Tentang Gue dan Puisi

 


Halo Gue Wahyu!

Satu tahun ini, banyak sekali yang terjadi dengan karir kepenulisan gue, terutama pada karya seni berbentuk Puisi. 

Diantara banyaknya lika-liku kehidupan gue yang naik turun ditahun ini, ternyata banyak hal yang membahagiakan dan memberi warna-warna cerah dimana ini semua tentang gue dan puisi.

Beberapa karya gue berhasil dimuat dalam beberapa buku antologi puisi, baik dari hasil ikut lomba puisi atau diundang untuk berpartisipasi dalam pembuatan buku antologi puisi.

Berkat puisi juga gue berkesempatan untuk menjadi pembicara dalam sebuah seminar yang diadakan oleh sebuah komunitas kepenulisan. Yah, meskipun gue di undang untuk membawakan materi terkait hobi yang bisa dilakukan saat masa pandemi. Tapi semua berawal karena gue cukup aktif menulis puisi di komunitas tersebut.

Gue juga berhasil meraih beberapa penghargaan dan meraih juara pada lomba puisi. Salah satunya yang paling berkesan adalah ketika berhasil menjadi finalis pada lomba puisi yang di adakan oleh Inspirasi Pena. Terima kasih bulan april yang cukup sendu, berkat itu semua gue bisa bikin karya yang bisa gue banggakan meski berawal dari patah hati.

Terakhir dan menjadi momen yang paling berkesan sepanjang tahun ini, dimana gue diminta untuk membuat sebuah karya puisi dengan tema kecintaan terhadap Indonesia pada sebuah event bertajuk Festival Gadjah Mada. Yang menjadikannya spesial adalah, puisi ini dikemas dalam keberagaman dan ditulis dalam enam bahasa berbeda sebagai bentuk dari keberagaman tersebut. Puisi ini juga dibacakan oleh enam orang hebat dari enam daerah berbeda didepan ribuan penonton pada Festival Gadjah Mada.

Ini merupakan pertama kali dalam hidup gue, dimana gue harus menulis puisi dengan dengan tema dan ketentuan yang begitu kompleks. Dalam pembuatan puisi ini, gue berusaha sedetail mungkin dengan memikirkan banyak aspek, bahkan gue sendiri sampai membayangkan gimana nantinya ketika ditampikan diatas panggung puisinya, apakah akan bikin mulut si pembaca belibet atau bikin pembaca susah menghafal, semuanya berusaha gue persiapkan dengan matang.

Banyak rasa yang gue takutin, terutama takut kalau penonton tidak menikmati hasil karya gue ini. Tapi semua rasa itu berubah ketika hari pementasan. Ya, enam orang membawakan penampilan yang sangat luar biasa, rapih dan elegan. Penonton pun puas dengan hasil penampilan ini.

Gue sangat berterima kasih kepada enam orang hebat, yaitu Ade, Lala, Zaidan, Gekta, Nanda dan Tiza. You guys did it very well. Terima kasih kalian udah sangat keren dalam membawakan puisi gue ini. Semoga banyak hal yang bisa kita kerjakan bersama lagi ya, entah kolaborasi apa pun itu, gue yakin akan menjadi sesuatu yang sangat keren nantinya.

Gue juga berterima kasih kepada Safa dan Puspi yang senantiasa membersamai setiap latihan sebelum penampilan meski sebagai anak arsi banyak sekali tugas yang kalian kerjakan.

Dan, yak. Itu cerita tentang gue dan puisi. Puisi udah menjadi bagian dari keseharian gue, meski jadwal gue sangat-sangat padat dan semrawut ditahun ini, nyatanya gue masih bisa menulis puisi dan menorehkan hasil serta kenangan positif lewat puisi ini sendiri. Jadi nggak sabar, melihat apa yang akan terjadi anatara gue dan puisi ditahun depan.


Potret orang-orang hebat dibalik penampilan megah puisi berjudul "Tirta Amarta Nusantara"

Posting Komentar

0 Komentar