Kenapa Suka Jalan?

 Halo Gue Wahyu!


Yak baru awal dari tulisan ini, kalian udah gue pamerin sama pemandangan indah gunung Merbabu dan Merapi yang dilihat dari gunung Andong. Gimana? keren, kan?

Hal yang mungkin nggak banyak diketahui sama orang lain, Wahyu yang kalian kenal absurd ini suka sama yang namanya 'jalan-jalan'. Karena cukup banyak gue bikin postingan baik story maupun feed di sosial media gue, timbulah pertanyaan, "Kenapa suka jalan?"

Pertanyaan yang menurut gue sama anehnya kayak pertanyaan kenapa suka nulis?. Simpelnya, ya gue suka aja. Sama kayak beberapa dari kalian yang suka bubur diaduk dan beberapa lainnya nggak suka bubur diaduk dengan alasannya masing-masing.

Buat gue sendiri, jalan adalah cara untuk refleksi dan relaksasi diri. Gue banyak belajar mengenal diri sendiri lebih dalam dengan jalan-jalan. Kadang emang capek pas lagi jalan, sering ngeluh dan mikir kalo tidur dan bangun siang di kos itu lebih menyenangkan. Sebuah hal yang wajar bagi gue yang keseringan begadang dan bangun siang adalah rutinitas yang sangat didambakan. Tapi ini nggak baik, jangan dicontoh!

Setiap perjalanan juga butuh effort nabung dan kadang gue harus rela berhari-hari makan indomie demi bisa jalan-jalan. Tapi ini nggak masalah, karena gue yakin indomie udah jadi makanan favorit kebanyakan manusia di Indonesia dengan cita rasa nusantara yang menggugah selera.

Meski kadang butuh effort lebih, sebelum, saat dan sesudah perjalanan, ada rasa yang selalu bikin gue pengen balik lagi ke perjalanan. Ada perasaan yang nggak bisa gue jelasin. Buat gue sendiri, setiap perjalanan nggak melulu tentang destinasi tapi bagaimana cara gue memaknai setiap perjalanan itu. Terlalu berharap sama destinasi kadang bisa ngerusak ekpektasi yang akhirnya bikin kapok dan nggak mau jalan lagi.  

Banyak hal yang bisa gue maknai dari setiap perjalanan, terlebih saat jalan sendiri. 

Perjalanan ngajarin gue gimana caranya bersikap dengan orang lain, dengan orang baru, gimana caranya untuk tetap rendah hati dan jadi kawan bicara yang menyenangkan buat orang baru. Perjalanan ngajarin gue buat ngontrol rasa takut, apalagi kalo ketinggalan bis terakhir jam 12 malem di terminal sebuah desa yang gue sendiri nggak tau itu desa apa dan nggak ada orang disana. Perjalanan ngajarin gue jadi pribadi yang tenang disetiap situasi. 

Perjalanan ngasih tau gue untuk selalu bersyukur dan nujukin seberapa kecil gue diantara segala kebesaran-Nya. Jadi, apalagi yang mesti gue sombongkan?

Pada dasarnya, setiap perjalanan ngajarin banyak hal dan apa yang gue sebutin tadi cuma sebagian kecil dari alasan gue selalu kembali lagi pada perjalanan dan gue yakin, perlu satu buku buat ngejelasin itu semua. 

Satu yang gue yakini, setiap perjalanan pasti ada maknanya, sekali pun itu cuma ke warung sayur saat disuruh mama beli kangkung, bawang merah, cabe 1 ons, sama apa lagi ya tadi?...



Air Terjun Kedung Kayang

Destinasi terakhir yang gue kunjungi, udah cukup lama. Jadi ayo, kapan, kita kemana? hehe.



Posting Komentar

0 Komentar