Kuliah Banyak Ngeluh!

Hallo Gue Wahyu!

Belakangan ini gue lagi sering flashback perjuangan waktu mau masuk kuliah dulu. Buat kalian yang cukup mengikuti blog ini mungkin pernah membaca salah satu postingan yang isinya sambatan saat gue lagi di masa itu. Perjuangan yang gue lakuin nggak mudah, seenggaknya bagi gue begitu. Mungkin kalian juga merasakan atau mungkin perjuangan kalian jauh lebih keras dari gue, tapi balik lagi, setiap orang punya porsinya masing-masing.

Mendaftar di 14 kampus sampai akhirnya berlapuh di kampus gue sekarang, UGM. Banyak lika-liku yang gue jalanin dan banyak hal yang gue korbanin.

Setelah diterima dan sudah resmi menjadi mahasiswa, nggak ada hal lain yang gue rasain selain senang dan bangga. Klise memang, tapi gue yakin kebanyakan orang merasakan hal itu. Sampai akhirnya gue terjebak dikesenangan sesaat.

Disisi lain, gue sadar akan konsekuensi bahwa perjuangan yang gue lakuin belum beakhir, bahkan saat itu belum mulai dan belum ada apa-apanya. Masih harus belajar dengan intensitas yang lebih tinggi, tanggung jawab mengerjakan tugas tepat waktu, memahami output dari apa yang gue pelajari dikelas dan merangkainya menjadi jembatan menuju hasil yang gue harapkan setelah kuliah nantinya. Sayangnya, gue nggak menyiapkan mental yang cukup buat itu semua.

Kuliah jauh lebih kompleks dari semua konsekuensi yang pernah gue pikirin. Bukan cuma sekedar output dan hasil dari kuliah, tapi bagaimana cara gue sebagai seorang mahasiswa mengembangkan semua itu menjadi kebiasaan dan kesenangan agar setelah selesai, ilmunya nggak hilang begitu aja. Perihal hasil dan output, gue yakin semua mahasiswa akan punya entah itu gelar, skripsi atau hasil riset yang dia buat. Tapi perihal menjadikan semua itu kebiasaan atau kesenangan, nggak semua mahasiswa mentalnya kuat, termasuk gue salah satunya.

Pada akhirnya ini yang menjadikan banyak mahasiswa mengeluh selama masa perkuliahan, termasuk gue juga salah satunya. Berawal dari ngeluh berlanjut kesebuah pernyataan "aduh, gue salah jurusan!" pernyataan yang sangat amat mengerikan, beruntung gue nggak sampe ditahap itu. 

Tapi, apakah dengan semua pernyataan gue tadi menjadi sebuah ungkapan kalo mahasiswa nggak boleh ngeluh? atau ngeluh adalah perbuatan yang salah? tentu aja enggak, kalau pun kalian beranggapan ngeluh itu salah, seenggaknya gue adalah manusia yang masih mentoleransi "ngeluh". 

Buat gue, ngeluh bisa jadi bagian dari refleksi diri, dari ngeluh gue jadi tau sampai mana batas kemampuan diri gue, setelahnya dari batas itu bisa gue olah biar kemampuan gue melebihi batas atau yaudah cukup sampe disitu aja.

Cuma kalau dipikir-pikir lagi, sayang banget perjuangan keras dulu sebelum masuk kuliah harus diiringi sama proses ngeluh yang berkepanjangan selama proses masa kuliah. Fase ini terkesan seperti sebuah 'penyesalan' dibanding 'pencapaian' dan pola pikir seperti itu bagi gue harus bener-bener dijauhin. Proses emang nggak ada yang gampang, mau dinikmatin senikmat apapun tetep bakal menyakitkan, apalagi nggak ada yang tau bakal ada apa didepan sana. Jadi, lakukan sebaik yang dibisa aja.

Namanya juga manusia, capek itu wajar. Nggak masalah kalo mau ngeluh, asal jangan menyerah. Mari duduk dan beristirahat sebentar sembari melihat kemasa lampau, apa aja yang udah kita lakukan buat sampe di tempat ini, di titik sejauh ini. Emang nggak ada yang tau kedepannya bakal ada apa, tapi siapa tau tujuan Lo udah tinggal beberapa langkah lagi.

Gue juga sama seperti kalian, manusia biasa, bocah ingusan yang kena homesick gara-gara jauh dari orang tua, yang sering ngeluh dan ngedumel,"ini deadline tugas bukanya habis malah nambah mulu ya!", dan setelah itu tersadar ada cita-cita yang harus dikejar. SEMANGAT!!!





Posting Komentar

0 Komentar